Perpustakaan Perguruan Tinggi Dipacu untuk Tingkatkan Akreditasi

Perpustakaan Perguruan Tinggi Dipacu untuk Tingkatkan Akreditasi

Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN) menggelar seminar nasional dan sesi berbagi pengalaman (sharing session) pada Rabu, 12 Juni 2024. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional (rakernas) FKP2TN yang bertempat di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin.

Dalam seminar nasional, Perpustakaan Nasional RI melalui Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerjasama, dan Humas, Sri Marganingsih, menyampaikan “Strategi Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi”. Sri Marganingsih menjelaskan bahwa saat ini hanya 32% atau 632 dari 2.057 perpustakaan perguruan tinggi yang terdaftar di Perpustakaan Nasional RI yang telah terakreditasi.

“Ini menjadi tantangan besar bagi kami untuk meningkatkan jumlah perpustakaan perguruan tinggi yang terakreditasi,” ujar Sri Marganingsih.

Ia menjelaskan, Perpustakaan Nasional RI melakukan advokasi, supervisi, pelatihan, pemberian bantuan, dan pengembangan platform digital untuk membantu perpustakaan perguruan tinggi mengimplementasikan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) sebagai acuan pengelolaan.

Sementara itu, Agus S. Muntohar dari Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) menyoroti posisi perpustakaan dalam akreditasi perguruan tinggi. Menurutnya, perpustakaan saat ini hanya disebutkan dalam aspek sarana dan prasarana, belum sebagai sumber belajar yang sentral.

 “Ini merupakan tantangan bagi perpustakaan untuk mendapatkan posisi yang lebih strategis dalam akreditasi perguruan tinggi. Kami mendukung sinergi antara Perpustakaan Nasional dan BAN-PT untuk memperkuat peran perpustakaan,” jelas Agus.

Dalam sesi sharing, enam perpustakaan perguruan tinggi dari berbagai daerah (Perpustakaan Universitas Cendrawasih, Perpustakaan ISI Surakarta, Perpustakaan Universitas Mulawarman, Universitas Musamus Merauke, UIN Padangsidempuan, dan Poltek negeri Manado) berbagi pengalaman inovatif dalam mengelola perpustakaan, mulai dari manajemen, fasilitas, layanan, hingga program pengembangan. Meski menghadapi keterbatasan anggaran, SDM, dan teknologi, mereka terus berinovasi dengan memanfaatkan kerja sama dan platform open source.

Acara ini diharapkan dapat memacu peningkatan akreditasi perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia, sehingga dapat mendukung daya saing pendidikan tinggi di tingkat global.(Mufid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *